Senin, 31 Desember 2018

Terbaru 2020 - Apa itu FMCG

Technology News

Mengenal dan memahami dasar-dasar FMCG

Pengertian FMCG (Fast Moving Consumer Goods)

FMCG adalah produk-produk yang sifatnya cepat habis yang biasanya terdiri dari kebutuhan sehari-hari, sehingga dapat terjual dalam waktu singkat dengan harga yang relatif rendah.

Produk tersebut sangat banyak dan mudah dijumpai di pasaran, seperti produk makanan dan minuman, peralatan mandi, sabun, sampo, pasta gigi, kosmetik, pisau cukur dan deterjen. Serta non-durable seperti gelas, lampu, baterai, produk berbahan kertas dan barang-barang plastik. FMCG juga termasuk obat-obatan, barang elektronik, produk makanan & minuman kemasan, meskipun ini sering dikategorikan secara terpisah.

Ciri-ciri produk FMCG adalah perputaran omset cepat, biaya yang relatif rendah, masa simpan yang relatif singkat, karena sifatnya yang cepat rusak.

Beberapa perusahaan FMCG yang dikenal luas oleh konsumen di Indonesia: Nestle, Unilever dan Procter & Gamble. Di Indonesia, kita mengenal Kaldu Sari Nabati, Garuda Food, Orang Tua, Mayora, dan lainnya. Contoh merek FMCG adalah Coca-Cola, Pepsi. Konsumen umumnya tidak berpikir lama dalam menentukan pilihan pembelian dibandingkan dengan yang mereka lakukan untuk produk lain. Maka dari itu, jenis produk ini sangat sering dibeli oleh konsumen dan dinamakan FMCG.

ilustrasi produk FMCG (sumber / source : slideshare.net) :



ilustrasi supermarket dengan produk FMCG  (sumber / source : vir.com.vn) :


ilustrasi etalase produk FMCG (sumber / source : en.wikipedia.org) :



Peluang Kerja dan Pasar FMCG di Indonesia

Pasar FMCG di Indonesia sangat menjanjikan, menurut suatu sumber bahwa dalam setahun, konsumen Indonesia berbelanja lebih dari 400 kali atau sekitar 31 kali dalam sebulan atau hampir setiap hari.

Berdasarkan hasil survei dari Worldpanel terhadap 7000 rumah tangga untuk 70 kategori produk FMCG (produk makanan ataupun non-makanan) setiap minggu di Indonesia, ternyata diperoleh tren perilaku konsumen Indonesia terdiri dari empat tipe loyalitas pelanggan di Indonesia. Yakni 100% Loyals, Shifting Loyals (loyalitas di antara dua pilihan merek), Split Loyals, dan Switcher (yang suka gonta-ganti merek).

Survey menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP), untuk mengukur seberapa banyak rumah tangga diseluruh dunia membeli sebuah merek (penetrasi) dan seberapa sering (rata-rata berapa kali konsumen membeli suatu produk). Caranya adalah dengan melihat seberapa kali merek mereka berhasil masuk ke dalam keranjang belanja konsumen dan wilayah mana saja penjualannya.
Fabrice Carrasco, Managing Director Indonesia-Vietnam-Philippines Kantar WorldPanel (KWP) mengatakan : sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki perilaku konsumtif dan menyukai barang-barang baru. Bahkan rela untuk menghabiskan sebagian pendapatan mereka untuk membeli produk baru yang sedang tren.

Potensi pasar industri FMCG di Indonesia berdasar prediksi Euromonitor (sebuah perusahaan riset pasar global), disebutkan bakal memiliki 80 juta konsumen atau 40% dari total konsumen di ASEAN pada 15 tahun ke depan.

Industri ini membawa brand global yang populer dikalangan keperluang rumah tangga. Dengan menyediakan brand-brand ini tentu relasi atau networking juga akan setara dengan kelas brandnya. Di Indonesia sendiri terdapat fakta unik dari hasil riset oleh Kantor Worldpanel yang diliput oleh SWA.co.id, yaitu dimana perusahaan FMCG lokal mampu berkonstribusi lebih dari 60% ditengah penetrasi produk FMCG internasional.

Industri FMCG biasanya memperhatikan pola hidup karyawannya, sebagaimana yang mereka lakukan untuk memperhatikan perilaku konsumen FMCG.

referensi :
- swa.co.id
- wordpanel
- Euromonitor

Jumat, 28 Desember 2018

Terbaru 2020 - Apa itu HORECA - Hotel Restoran Kafe

Technology News

Artikel ini mencoba mengenal dan memahami HORECA

Pengertian HORECA atau HOREKA

Menurut Wikipedia, Horeka adalah istilah yang dipakai di negara-negara Skandinavia, Beneluks, dan Perancis untuk menyebut sektor pada industri makanan yang terdiri atas tempat-tempat yang menyiapkan dan melayani makanan dan minuman.

Istilah HORECA atau HOREKA ini merupakan akronim atau singkatan dari :

HO : hotel
RE : restoran
KA : kafe  atau CA : café

Di Indonesia, istilah ini kadang dipakai untuk menyebut industri hospitality.
Biasanya istilah ini digunakan untuk menyebut industri food service di kategori Hotel, Restoran, dan cafe.

Berikut adalah beberapa contoh bidang pekerjaan yang terkait HORECA :

·         Marketing Horeca, biasanya kualifikasi yang dibutuhkan adalah kandidat sudah berpengalaman dalam menjual produk makanan dan minuman di sektor HORECA, mampu bekerja dengan berorientasi pada target, dapat melakukan negosiasi dengan baik dan dapat bekerja dibawah tekanan, umumnya mampu mengendarai kendaraan baik sepeda motor atau mobil sesuai kebutuhan perusahaan, mengetahui sekitar area kerja atau menguasai lapangan.

·         Sales Horeca,  kualifikasi yang dibutuhkan biasanya adalah : berpengalaman horeca minimum 1 tahun, pernah bekerja sebagai sales produk consumer goods, pernah menjual produk makanan dan minuman, dapat menghandle multitasking (melakukan tugas sebagai sales), mampu menghapalkan produk-produk yang dipasarkan beserta detilnya, memiliki rasa percaya diri, mudah beradaptasi, memiliki kendaraan pribadi, penampilan menarik, bisa menggunakan microsoft office (word, excel dan power point)

Sumber referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Horeka



contoh Logo Horeca :

sumber / source : balkaniangroup.gr

sumber / source : posyda.com.ua


Baca artikel update :


Terbaru 2020 - Mengenal QC Seven Tools

Technology News

Apa itu QC 7 Tools ?

Pengertian QC 7 Tools

QC 7 Tools adalah suatu alat yang digunakan di dalam metode Quality System atau pengendalian kualitas yang berkaitan dengan ilmu statistik.
Ada pula yang mengartikan dengan :
QC 7 Tools adalah kombinasi dari berbagai metode di dalam Teknik pengambilan keputusan, langkah-langkah pengambilan keputusan ini dibagi menjadi 4 langkah berikut :
  1. pengumpulan data
  2. menemukan masalah
  3. analisa berdasarkan data
  4. pengambilan keputusan.

Sinonim :
QC 7 Tools juga seringkali disebut sebagai 7 QC Tools, penggunaan istilah ini tergantung oleh komunitas atau institusi atau trainer yang akan menggunakannya. Namun maksud dan tujuannya sama, yaitu menjelaskan penggunaan tujuh alat bantu kualitas tersebut.


Fungsi QC 7 Tools :

QC 7 Tools biasanya dipergunakan pada kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian mutu dan berfungsi sebagai dasar untuk kegiatan perbaikan mutu.
Dengan mempelajari QC 7 Tools seperti ini kita akan bisa meningkatkan kemampuan menganalisa yang pada akhirnya akan bisa diterapkan di dalam lingkungan kerja.


Persiapan belajar QC 7 Tools

QC 7 Tools yang digunakan pada pengendalian mutu adalah cara yang tepat guna atau efektif untuk merumuskan data-data.
Sebelum mempelajari QC 7 Tools lebih lanjut, sebaiknya kita mempelajari dan memahami terlebih dahulu apa itu data?

Pengertian Data
Data adalah sekumpulan informasi yang bisa diolah, dan pengambilan data yang sesuai ini bisa menjadi dasar di dalam pengambilan keputusan.

Cara mengambil data
Karena data memberikan informasi penting pada kondisi populasi,ada kemungkinan salah pengendalian bisa dihubungkan karena kesalahan data jadi pengambilan data dengan benar penting sekali.


Berikut ada 4 hal yang perlu diperhatikan di dalam pengambilan data:

  1. Tujuan Pengambilan Data
Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah menentukan terlebih dahulu apa tujuan pengambilan data. Apakah data yang diambil akan digunakan untuk memahami kondisi atau situasi? apakah untuk tujuan analisa? apakah untuk fungsi pengendalian? apakah untuk tujuan pemeriksaan? apakah untuk dokumentasi? Pilih satu atau beberapa metode sesuai dengan tema analisa data yang akan dilakukan.
-          Untuk membantu memahami situasi sebenarnya;
Memeriksa dispersi ukuran obyek (komponen dsb) untuk menguji persentase komponen rusak/cacat yang ada pada populasi.
-          Untuk Analisa;
Dikumpulkan dengan mengamati hasil yang lalu dan melakukan pengujian lagi,misalnya menguji hubungan sebuah cacat penyebabnya.
-          Data untuk pengendalian proses;
Untuk menentukan proses terkendali / tidak , analisa menggunakan peta kendali (control chart)
-          Data Pengaturan;
Sebagai contoh , dasar untuk mengambil tindakan. (contoh: std suhu 120oC)
-          Data penerimaan / penolakan;
Untuk menyetujui/menolak objek (komponen/produk/parameter proses) setelah pemeriksaan, ada 2 metode : pemeriksaan total & dengan sampel

  1. Cara Pengambilan Data
Kemudian, tentukan cara atau metode pengambilan datanya. Tentukan siapa yang akan melakukan pengambilan atau pengukuran data? kapan akan dilakukan? dimana tempat pengambilan data? bagaimana cara pengambilan data? serta teknik apa yang akan digunakan?
Langkah ini biasa disebut dengan 5W1H (lima W satu H), singkatan dari istilah “Why, Where, When, Who, What, How” yang berarti : Mengapa, Dimana Kapan, Siapa, Apa, Bagaimana.

  1. Cara Pencatatan Data
Menyiapkan kertas catatan sebelumnya agar mencatat secara jelas dan semudah mungkin.

  1. Mencatat kondisi ketika Pengukuran atau Pengambilan Data
Yang terakhir adalah melakukan pencatatan kondisi pada saat pengukuran atau pengambilan data, baik mengenai bagaimana cara pengambilan sampel maupun bagaimana kondisi dari alat ukur yang digunakan.



Mengenal Tipe Data

Ada 2 tipe data yang harus dikenali yaitu :
  1. Data Continuous
Data continuous berupa nilai ukur, yaitu nilai yang berubah secara terus menerus. Seperti : panjang, berat, suhu, waktu, ketebalan.
Berikut adalah contoh penggunaan data continuous :
-          Ketebalan jendela adalah 15 cm
-          Suhu ruangan di didalam pabrik adalah 32O C
-          Berat satu set televisi layar datar adalah 1 Kg
-          Waktu yang dibutuhkan untuk memasak roti adalah 3 jam

  1. Data Discrete
Data discrete berupa nilai hitung, yaitu nilai yang berubah secara tidak terus menerus dan yang diperoleh dari perhitungan angka.
Seperti :
-          Jumlah produk rusak, presentase kerusakan, contoh : kerusakan  10 dari 1000 (1%)
-          Jumlah kejadian kecelakaan, contoh : 10 kali
-          Jumlah goresan di permukaan lemari es, contoh : 7 goresan
-          Dari keluaran produksi hari ini ternyata ditemukan NG sebanyak 1 pcs dari 100 pcs.


Jenis-jenis QC 7 Tools

QC 7 Tools terdiri dari 7 buah tool atau alat sebagaimana berikut :
  1. Check Sheet (Lembar Pemeriksaan)
  2. Cause & Effect Diagram (Diagram Sebab Akibat)
  3. Pareto Chart
  4. Histogram
  5. Graph (Grafik)
  6. Scatter Diagram (Diagram Penyebaran)
  7. Control Chart (Grafik Kendali)


Selanjutnya akan dibahas lebih jauh mengenai jenis-jenis QC 7 Tools :

  1. Check Sheet (Lembar Pemeriksaan)

Check Sheet biasanya berupa tabel dari MS Excel yang dibuat format baku nya sebelum digunakan untuk melakukan pemeriksaan atau pekerjaan, fungsinya untuk mempermudah pencatatan, pengumpulan atau memperjelas pemeriksaan data-data. Tabel tersebut dibuat berdasar item penting yang dicari datanya.

Jenis-jenis Check Sheet :
-          Check Sheet untuk mencatat: biasanya berupa format tabel untuk diisi data-data dan berisi tanda atau lambang secara sederhana seperti check list.
Contoh  :

-          Check Sheet untuk pemeriksaan: biasanya berisi format yang digunakan untuk menentukan pemeriksaan dan meyakinkan hasil pekerjaan sebelumnya, dengan cara memeriksanya satu persatu berdasarkan format tersebut. Fungsinya untuk mencegah terjadinya kesalahan kerja dengan cara pemeriksaan ulang menggunakan tool cheksheet pemeriksaan.

Contoh Check Sheet untuk mencatat :



Contoh Check Sheet untuk pemeriksaan:



Fungsi penggunaan Check Sheet
§  Pemeriksaan distribusi proses produksi
§  Pemeriksaan item cacat
§  Pemeriksaan lokasi cacat
§  Pemeriksaan penyebab cacat
§  Pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan

Ketentuan mengenai Check Sheet
Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh checksheet yaitu :
-          Check Sheet adalah lembaran pengumpulan data
-          Data Sheet adalah Lembar penyajian data
-          Check Sheet harus memuat distribusi waktu atau tempat dari sumber data
-          Check Sheet harus menggambarkan aktivitas proses pengumpulan data


  1. Cause & Effect Diagram (Diagram Sebab-Akibat)

Cause & Effect Diagram adalah sebuah gambar yang memperlihatkan sekilas tentang hubungan antara suatu hasil (akibat) dengan banyak penyebab yang bisa mempengaruhi hasil tersebut (sebab).
Atau bisa dikatakan yaitu diagram yang memperlihatkan:
§  Faktor-faktor yang berpengaruh
§  Sebab-sebab dari suatu masalah

Diagram ini berbentuk mirip dengan gambar sebuah tulang ikan, sehingga disebut juga dengan nama “Diagram Tulang Ikan” atau Fish Bone Chart”. Diagram ini ditemukan oleh ahli dari Jepang yang bernama Ishikawa, sehingga ada pula yang menamakannya dengan “Ishikawa Diagram”.





Berikut penjelasan terkait Diagram Sebab Akibat diatas  :

q  Akibat (Karakteristik, Hasil)
Lokasinya pada gambar adalah di bagian sebelah kanan dari Diagram atau Output, yaitu pada bagian kepala “Ikan”.
Bagian “akibat” biasanya berupa hasil dari suatu pekerjaan, baik itu masalah terhadap hasil kerja ataupun karena ada suatu perubahan (inovasi atau improvement).
            Misalnya : rasio kerusakan produk, tingkat kepuasan pelanggan.

q  Sebab (Alasan, Faktor)
Bagian “sebab” adalah berbagai penyebab yang kemungkinan berpengaruh terhadap hasil kerja.
Lokasinya pada gambar adalah di bagian sebelah kiri, penyebab umumnya dibagi ke dalam beberapa faktor, yaitu :
-          Man : pengaruh yang berasal dari pekerja (manusia), misalnya : lupa, terlambat, ngantuk. Hal-hal tersebut bisa mempengaruhi turunnya tingkat output atau hasil yang akan diperoleh.
-          Method : metode yang digunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut, misalnya : metode baru yang digunakan mengakibatkan hasil yang berbeda.
-          Material : material apa saja yang digunakan yang kemungkinan bisa mempengaruhi akibat. Misalnya : material dari perusahaan A diganti dengan material dari perusahaan B menyebabkan peningkatan hasil yang signifikan atau menghasilkan kualitas yang jauh berbeda.
-          Machine : mesin apa yang digunakan. Misalnya : mesin A menghasilkan gagal produk yang lebih banyak dibandingkan mesin B, ternyata setelah dilakukan analisa bahwa pada mesin A kurang dilakukan tindakan perawatan yang sesuai.
-          Environment : penyebab dari luar yang secara langsung atau tidak langsung bisa mempengaruhi pekerjaan. Misalnya : kelembaban yang tinggi bisa mempengaruhi daya tahan suatu produk.


Tahapan Pembuatan Cause-Effect Diagram :

  1. Tentukan karakteristik atau hal khusus yang akan dibahas secara spesifik, misalnya : lot produk, mutu, keamanan produk.
  2. Isi karakter mutu di kotak sebelah kanan
  3. Buat Cabang-cabang untuk kelompok faktor yang paling berpengaruh pada 4 karakteristik atau 4M : Man, Machine, Methode, Material.
  1. Buat cabang-cabang kecil dan tuliskan faktor penyebab yang lebih kecil
  1. Periksalah apakah ada faktor yang tidak terbahas
  2. Pilih faktor yang berpengaruh besar pada karakteristik mutu secara langsung kemudian berikan tanda khusus.
- Dipilih semua anggota berdasarkan pengalaman dan teknik
- Pilih kembali bisa berdasarkan Pareto
  1. Tulis semua keterangan yang diperlukan, seperti : judul, nama, bagian, tanggal

Keuntungan menggunakan Cause-Effect Diagram :

  • Jangkauan penerapan yang luas dan dapat digunakan oleh siapa saja serta kapan saja.
  • Sebagai alat pengendalian untuk melakukan tindakan yang benar sesuai penyebabnya.
  • Sebagai titik awal untuk melakukan peningkatan atau menyelesaikan masalah
  • Membuat Cause & Effect diagram sama saja dengan belajar



3. Pareto Chart

Pareto Chart adalah sebuah grafik dengan data isi yang dibagi dan disusun menurut bagiannya dan diurut sesuai dengan besarnya. Grafik ini memperlihatkan di bagian manakah masalah berada dan seberapa tingkat pengaruhnya.

atau bisa diartikan dengan Bahasa yang lebih sederhana lagi :

Pareto Chart adalah Diagram yang terdiri dari grafik balok dan grafik garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data permasalahan dengan penyebabnya secara keseluruhan.



Fungsi dari Pareto Chart :
  • Menunjukkan masalah atau penyebab yang dominan dari suatu fakta
  • Memberikan tampilan informasi secara grafis yang efektif dan mudah dipahami karena konsentrasi prioritas terlihat jelas.
  •  Menunjukkan tingkat perbaikan setelah dilakukan tindakan perbaikan pada daerah yang terbatas (sebelum dan sesudah perbaikan).
  •  Memudahkan penelitian hasil serta melihat pencapaiannya sebelum dan sesudah pelaksanaan penanggulangan.


Langkah Pembuatan Diagram Pareto

  1. Tentukan bagian (item) di dalam pengumpulan data
  2. Tentukan periode waktu lebih dahulu,lalu kumpulkan data
  3. Hitung nilai sesuai bagian (item) data: nilai, nilai akumulasi dan prosentasenya
  1. Gambar diagram dari jumlah data yang terbesar menuju jumlah data yang terkecil
  1. Menggambar grafik kurva yang menunjukkan akumulasi data
  2. Tarik garis vertikal yang melalui titik jumlah kumulatif 100 %
  3. Tuliskan prosentase kumulatif pada garis vertikal
  4. Tuliskan waktu,pembuat dan tujuan pengumpulan data





4. Histogram

Histogram adalah Grafik berbentuk batang yang memperlihatkan data yang didapat dari suatu kondisi dan dibagi atas beberapa bagian, serta dibuat sesuai nilai data yang ada dalam bagiannya.

Contoh grafik histogram :



Dalam suatu proses produksi, tujuannya selalu membuat produk yang bermutu baik. Tetapi aktualnya selalu terjadi penyimpangan di dalamnya, meskipun proses pembuatannya menggunakan peralatan, standar kerja dan bahan yang sama.

Didalam Histogram, karakteristik data yang berkualitas biasanya terpusat disekitar nilai tertentu. Jika banyak nilai yang diperoleh jauh dari nilai tertentu tersebut artinya terjadi penyimpangan dari kualitas produk. Dengan Histogram inilah kita dapat memperlihatkan suatu karakteristik secara efektif dari berbagai kumpulan data tersebut.

1)      Penjelasan istilah



2)      Cara membuat
Untuk membuat Histogram diperlukan software statistic, misalkan : MINITAB
Detail penggunaan Minitab akan kami jelaskan pada postingan lain khusus membahas Minitab.

3)      Cara membaca Histogram
1.      Bentuk simetris kiri-kanan
Ini adalah bentuk umum pada saat proses stabil.
Frekuensi terbanyak di sekitar titik tengah,makin jauh dari tengah semakin sedikit (simetris kiri-kanan)

2.      Bentuk bergerigi
Hal yang perlu diperiksa adalah bilangan bulat yang dikalikan satuan pengukuran ketika menentukan lebar kelas, atau apakah petugas/ pemeriksa
yang bermasalah dalam cara membaca skala alat ukur.
Frekuensi berkurangsecara  tidak beraturan (bentuk bergerigi )


3.      Bentuk tidak simetrisi
Distribusi rata-rata miring ke kiri atau kekanan. Frekuensinya tinggi di satu sisi, rendah di sisi lain.  (tidak simetris kiri-kanan)
Secara teoritis ataupun dengan nilai spesifikasi, tidak mungkin melewati batas bawah spesifikasi.
Contoh;
- kemurnian suatu barang mendekati 0%.
- Jumlah kerusakan/cacat produk mendekati “0”.



4.      Bentuk ujung terpotong
Distribusi rata-rata sangat miring ke kiri atau ke kanan (tidak simetris kiri-kanan)
Periksalah bila semua produk berada di luar spesifikasinya atau kesalahan pengukuran /pemeriksaan.



5.      Bentuk Berpuncak Rata
Frekuensi yang termasuk dalam tiap kelas tidak banyak berubah/ berbeda
Muncul bila beberapa distribusi dengan spesifikasi yang berbeda tercampur.



6.      Bentuk Berpuncak Dua
Frekuensi rendahberada di tengah, ada ketinggian di kiri dan kanan.
Muncul bila dua jenis distribusi dengan spesifikasi yang berbeda tercampur; antara dua mesin, dua jenis material, dan lain-lain.



7.      Bentuk Puncak Terpisah
Ada frekuensi yang terpisah di ujung akhir Histogram yang mana simetris kiri dan kanan.
Muncul bila sedikit data tercampur ke dalam distribusi yang berbeda.






5. Graph (Grafik)

Grafik adalah tool yang tersedia di excel untuk menampilkan data dengan simbol gambar supaya mudah dibaca. Data disusun dan dibuat grafik agar perubahan dan besarannya mudah dilihat dan digolongkan sesuai dengan bagiannya.

Tujuan penggunaan Graph :
  • Sebagai dasar pengambilan keputusan yang sesuai kenyataan sebenarnya.
  • Memberi pengaruh visual, karena lebih mudah melihat dalam bentuk diagram daripada dalam bentuk angka.
  • Mudah membandingkan diantara data-data.
  • Mudah mengetahui atau memahami data seluruhnya.
  • Bentuknya menimbulkan rasa ketertarikan.
  • Mudah untuk dimengerti dan menarik kesimpulan dengan cara melihat.
  • Mudah untuk membuatnya.
  • Grafik digunakan di dunia internasional karena tidak terikat Bahasa tertentu.


Klasifikasi Graph sesuai dengan cara penyampaiannya.

  • Graph batang
Graph yang membandingkan besarnya kuantitas dengan panjang  batang yang disusun dengan lebar tertentu.

  • Graph kurva garis
Graph yang membandingkan perubahan data yang bergerak terhadap waktu dengan kurva garis. Kelebihannya adalah mudah melihat perubahan  sesuai dengan waktunya.

  • Graph lingkaran
Menggambarkan semuanya dengan lingkaran, dan memberi tanda daerah bagian potongan (Pie) sesuai jumlah yang diwakilkan oleh tiap bagian.
Pada awalnya, membuat garis secara vertikal dari pusat lingkaran, kemudian disusun menurut arah jarum jam dimulai dari bagian yang paling besar.
Tetapi, bila ada bagian “lain-lain”, harus ditempatkan paling akhir.

  • Graph pita
Graph yang dibuat untuk membantu membandingkan tiap bagian  dengan menggunakan daerah empat persegi panjang yang dibagi sesuai dengan perbandingan besarnya.

  • Graph gambar
Graph yang mengungkapkan jumlah angka sesuai nilai gambarnya (panjangnya, jumlahnya, daerahnya), dengan menggunakan gambar yang serupa dengan barang  sesungguhnya.

6. Scatter Diagram (Gambar Penyebar)

Scatter Diagram menunjukkan hubungan timbal-balik dari data-data yang memiliki dua sifat yang ditunjukkan dengan penggambaran titik-titik terhadap sumbu X &Y.


Tujuan penggunaan
  • Memeriksa apakah dua jenis data saling berhubungan
  • Bila ada hubungannya, maka kita bisa memeriksa bagaimana mengatur faktor  tertentu untuk memasukkan suatu nilai karakteristik ke dalam daerah spesifikasinya.


Dua jenis data yang saling berhubungan

  • Hubungan antara penyebab dengan akibatnya (sebab à hasil),
contoh : kemurnian bahan dasar dan rasio kerusakan produk, keterangan lampu, efisiensi kerja, dan lain-lain.

  • Hubungan antara suatu karakteristik dengan karakteristik lainnya (hasil à hasil),
contoh : Daya rentang dan kekerasan bahan, besar rasio tuntutan (claim ratio) dan rasio hasil produk terhadap input (yield ratio).

  • Hubungan antara dua penyebab terhadap suatu karakteristik (sebab à sebab),
contoh : Reaksi suhu dan tekanan pada suatu karakteristik produk


Membuat Scatter Diagram

  • Mencatat data yang saling berhubungan pada sebuah kertas.
Jika jumlah data sedikit, akan sulit untuk memahami hubungan keterkaitannya. Maka kumpulkan paling sedikit 30 data.

  • Menggambar sumbu horizontal dan vertikal pada kertas grafik,  berikan tanda skalanya.
Jika karakteristik data ada hubungan antara penyebab dengan hasilnya, tulislah penyebab di sumbu horizontal dan hasilnya di sumbu vertikal.

  • Memberi tanda data yang telah didapat dengan titik-titik pada grafik.
Jika data berada pada koordinat yang sama, berilah tanda pada titik satu lingkaran(¤)  atau dua lingkaran(¥)

  • Menulis keterangan penting yang diperlukan
Jumlah datawaktu penelitianpembuatnama proses dan lain-lain.


Cara membuat dan menggunakan Scatter Diagram

  • Walaupun ada hubungannya, masih ada kemungkinan terdapat  faktor lain yang lebih mempunyai hubungan keterkaitan.
  • Memeriksa apakah ada sesuatu yang tidak normal.
Bila ada titik yang terpisah jauh, selidikilah penyebabnya. (biasanya, selain kesalahan pengukuran, dapat juga tercampur data pada kondisi yang berbeda). Tetapi bila penyebabnya tidak diketahui, maka titik tersebut juga harus dimasukkan.
  • Perlu membuat data sesuai klasifikasinya.
Walaupun tampaknya tidak saling berhubungan dari keseluruhan yang diperlihatkan, kemungkinan ada hubungannya sesuai klasifikasinya.
Sebaliknya, walaupun tampaknya tidak saling berhubungan dari klasifikasi yang diperlihatkan, kemungkinan ada hubungannya dari keseluruhan yang diperlihatkan.
Atau, dengan cara memberi tanda dengan titik yang berbeda bentuknya atau titik yang berbeda warnanya di dalam satu Scatter Diagram.


7. Control Chart (Grafik Kendali)

Control Chart menjelaskan tentang kondisi data proses dan mendapatkan informasi yang diperlukan. Grafik ini dibuat untuk mengendalikan proses secara tepat guna (efisien) sesuai dengan data-data yang ada.

1)      Mutu dan penyimpangan
Walaupun telah menentukan tujuan mutu di dalam proses dan menstandarisasikan proses pembuatan, pasti masih dapat terjadi  penyimpangan pada mutu produk jadi.

2)      Pembagian penyimpangan
-          Penyebab yang normal; penyebab yang terjadi pada proses pembuatan yang tidakdapat dihindari oleh karena adanya perubahan alamiah atau sesuatu hal yang biasa  terjadi.
-          Penyebab yang tidak normal; penyebab yang tidak alamiah, atau penyebab yang dapat dihindari.

3)      Struktur Control Chart
pic

4)      Arti secara statistik garis batas kendali
Garis batas kendali adalah standar logika dalam membagi penyimpangan oleh karena penyebab secara normal atau penyebab yang tidak normal. Garis batas kendali ditempatkan di bawah dan di atas garis tengah.
-          Batas atas kendali dinamakan Upper Control Limit (UCL), dan batas bawah kendali dinamakan Lower Control Limit (LCL).
-          Batas kendali ditentukan sebagai 3 kali standar deviasi dari Garis Tengah (garis batas pengendalian ± 3σ)
-          Kondisi terkendali ; jika titiknya berada di dalam Batas Kendali, meskipun gerakan titik tidak menentu (perubahan secara normal)
-          Kodisi tidak terkendali ; jika titiknya keluar dari garis Batas Kendali (perubahan oleh penyebab yang tidak normal)


5)      Jenis Control Chart
Pembagian sesuai jenis data
tabel


6)      Membuat Control Chart
 (contoh Control Chart  X - R)
-          Mengumpulkan dataDatanya 100 atau lebih jika memungkinkan.
-          Menyusun data menurut waktu.(sesuai tanggalnya )
-          Membagi data dalam beberapa kelompok. (pada umumnya 5 ~ 6 sampel per kelompok/grup: beri tanda “k”)
-          Menulis pada lembar data


7)      Pembagian sesuai penggunaan Control Chart
a)      Control Chart untuk menganalisa proses
Digunakan untuk menganalisa masalah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan pada proses atau untuk mengetahui keadaannya.
Membuat Control Chart disesuaikan terhadap bahan, mesin, proses pembuatan untuk memutuskan keadaan kestabilan proses.
Tahap persiapan menggunakan Control Chart untuk mengendalikan proses.
b)      Control Chart untuk mengendalikan proses
Dilakukan untuk menghindari penyebab yang tidak normal dengan menggunakan Control Chart untuk menganalisa proses dan untuk menentukan kembali arah tujuan distribusi mutu/ garis batas kendali yang akan dapat dicapai dalam proses ini. Digunakan ketika melakukan pengendalian.